Senin, 01 November 2010

KEMBALI PULANG
( wien )

Dikala keberadaanmu di sampingku
Tak aku ragukan rasa rinduku akan sirna
Seketika lenyap hati yang perih
Hingga akhir di kehidupanku
Kasih ….
Janganlah engkau ulang kepergianmu
Tetaplah engkau disisiku
Menanti jawab datangnya kelam
Yang tak begitu jelas untuk di nanti
Sementara diri menyayangimu
Dalam,…..dan mendalam
Hinga menusuk ke dalam jiwaku
Sayang, kau begitu setia menunggu ku
Hingga tak kau ucapkan kata putusmu
Namun ku tahu kau kan setia
Kepadaku….
Dekap pelukmu slalu ku bawa
Ayu wajahmu selalu terbayang
Dan cagar bening mahkotamu
Selalu terpancar kebaikan hatimu.

SELEPAS KAU PERGI
( wien )

Embun tak selamanya bercampur debu
Dikala tetes hujan telah berhenti
Air mataku berlinang semu
Jatuh…dan lenyap sudah
Waktu di antara kita adalah janji
Keinginan untuk bertemu semakin mendebu
Disaat baying wajahmu selalu terbayang
Disaat hanya dirimu yang hadir di hatiku
Selepas engkau tinggalkanku
Seketika hilang harapanku
Sungguh diriku tak kuasa
Bila ku harus membuka mata
Selepas kepergianmu
Pintu hatiku terasa hampa dan
Selepas kepergianmu
Begitu banyak harapan ku untuk bersamamu lagi

(@_@)

Seuntai kasihku
Bersembunyi di balik hitamnya hati
Merona membekukan kalbu
Terhempas, tertindas ego

Sementara di sebrang sana
Seseorang menari, bernyanyi
Tanpa menoleh sedetikpun
Melihat jiwa yang meronta

Oh Tuhan
Apakah ini kehidupan ?
Menapak di atas rintihan
Tertindas kebahagiaan insan

Menyeberangi lautan samudra hitam
Ataukah berselimut bara api
Tanpa tahu tujuan
Tanpa ada harapan.

(@_@)

Derai air mata
Tak bias ku uraikan lagi
Mengalir deras
Membasahi pipi

Sunyi ….sepi…
Menghantam relung hati
Menebar harum duri
Menindas kebahagiaan kini

Kasih
Seandainya engkau tahu
Betapa tersiksanya diriku
Berjalan meniti di kelamnya hati

Rasa apa ini Tuhan ?
Mengapa begitu menusuk ?
Dimana rasa ini kusimpan ?
Rasa yang tak jelas tuk di mengerti artinya

Kamis, 21 Oktober 2010


TINTA MERAH
NAFAS CINTA UNTUK KASIH

Sayangku, mungkin penaku ini kan menusuk hatimu. Tapi percayalah, ku taburi setiap lekukan tanganku dengan benih-benih cintaku. Bersama ini ku sempatkan salam manis dari hatiku untuk jiwamu yang selalu tegar manantiku. Cintaku kan selalu menyelimutimu, rinduku kan memberi perlindungan pada mu, sayangku akan selalu ku simpan jauh di dasar hatiku.
Manis sekian lama ku coba   melangkah meninggalkan senyummu, semakin cintaku tak kuasa untuk melupakanmu. Cintaku untuk mu telah melibihi semua. Sayangmu membuatku lupa akan kesalahan ku. Aku tahu, kau terluka disaat embun pagi membangunkanmu lembut, ku manampar jiwamu dengan sebait kata pisahku untuk mu.
Hiruk piruk gejolak jiwaku. Membawaku ke ujung jalan persimpangan. Ku merenung dalam kegelapan. Resah dan kesah mengendongku dalam kebimbangan. Sepasang tangan mendekapku hangat. Menatap mataku lembut. Menuntunku dari keresahan. Menitihku dari bayang-bayang kelam. Dia membawaku pada keceriaan. Semakin jauh ku melangkah, bayangmu semakin fana. Kini takku lihat lagi senyummu, sayang. Engkau jauh, sayang. Jauh….jauh …..dan semakin jauh. Tanganmu tak bias ku raih, sayang. Tak bisa ………dan tak akan bisa.
Manis, ku tahu kau sakit, tapi jiwa ini direngut cintanya. Setiap ku membuka mata dalam pembaringan, dia selalu hadir menyapaku. Disaat tanganku tak mampu meraihmu, hanya genggaman tangannya yang ku rasa. Disaat kakiku lemah tuk menghampirimu, gendongannya menguatkan ku tuk melangkah. Begitu besar cintanya untuk ku!!!
Manis, ku tahu kau kan menangis mendengar bisikanku. Ku tahu hanya aku yang salah. Tak kuasa ku menutup hatiku untuk nya. Walaupun ku tahu cintamu telah memenuhi jiwa ku sampai ke ujung nadi ku. Disaat pembaringanku di rumah sakit, hanya dia yang mencurahkan cintanya untuk ku. Sayangku, disaat-saat sulit dalam kelemahanku, apakah engkau tahu siapa malaikat yang paling ku tunggu, paling ku butuhkan, dan paling ku ingin rasakan belaiannya. Dengan penuh cintanya, kasih sayangnya, perhatianya, kesabaraannya. Ku bisa menatapnya, memandanginya, memberikan cintaku hanya untuk nya. Lalu ku tersenyum lembut menatapnya,walaupun menahan perih. Tahukah siapa orang yang selalu ku nanti? Tahukah kamu siapa malaikat yang ku sanjung dalam mimpiku? Malaikat itu kamu sayangku. Malaikat yang memberikan ku berjuta kebahagiaan, memberikan obat rinduku pada mu sayangku. Kau yang ku harapkan selalu.
Sayang ku, hanya maafmu yang mampu menghantarku padanya. Kerelaanmu kan ku tunggu tuk menerangiku melanjutkan cerita cintaku bersamanya, dia yang hadir dalam kenestapaanku. Sayangku, begitu tega ku terhadapmu  ku tau engkau terluka membaca penaku. Hatimu hancur sehancur harapanku kala menantimu datang dari pintu kamar pembaringanku kala gelap sepiku kuharap cintamu membelaiku. Ku nanti dan terus saja kunanti dirimu, tapi lelah hatiku menanti kau tak tampak jua. Hingga seorang bidadari lain menemukanku dalam keletihan
Sayangku, tiada kata ku ucap padamu jarak & waktu begitu jahat memukul kisah kita. Hingga tiada jeda tuk ku curahkan kasihku. Namun, ku kan mengakhiri kerinduanmu untuk ku yang menyiksamu. Ku kan menghakhiri cintaku yang memaksamu. Tiada cinta tulus ku rasa selain darimu sayang. Tapi semua kan berlalu. Ku harap engkau menemukan peri yang menjagamu yang bisa mencurahkan segenap cintanya untuk mu. Dan biarkanlah diriku menggapai kebahagiaan dengan bidadariku. Ku mohon kau mengerti karena ku tau engkau adalah sayangku yang selalu peka menerima kebahagiaan untuk orang yang kau cintai dan karena ku tau, kau mencintaiku.
Sayang,  kuharap engkau cepat mencari penggantiku. Lupakanlah diriku yang hina ini, yang tak pantas mendapat cinta suci yang tulus darimu.
                                               

Sayangku walaupun tanganku lesu tuk melukiskan perasaanku, ku coba menari diatas anganku yang tak mungkin kumenggapainya . Bersama tulisan ini ku sempatkan rasa sayang dan rinduku yang tak akan pernah pudar oleh waktu
Bukan engkau yang salah sayangku tapi keadaan memaksamu tuk begitu. Aku akan selalu mendukung setiap langkahmu. Ya…….walaupun hatiku tak kuasa menahan perih ini. Tangisan ku tiada guna tuk mengembalikan seikat cinta mu untukku. Rintihanku hanya kan membawaku terbenam dalam setiap nadiku . Sayangku, aku tau engkau bisa merasakan beratnya tanganku membalas perasaanmu. Aku tau engkau memahamiku
Sayangku, begitu banyak cerita kita yang telah engkau tulis dalam hatiku. Terlalu dalam dan terlampau jauh engkau berenang dalam telaga jiwaku, Hingga nafasku tak ku temukan cinta selain dirimu, setiap lisanku terucap hanya namamu yang ada. Setiap ku mendengar hanya celotehanmu yang terniang. Setiap ku membuka mata hanya wajahmu yang terbayang. Dan kala mata ku terpejamkan imajinasiku terbang melayang bersama harapan kasihku padamu
Engkau bawa hatiku dengan berjuta janji-janji manismu, kini hati ku tak ku isi dengan cerita yang lain. Hanya kisahmu yang mampu memenuhi sampai palung jiwaku. Setiap nafasku kan memberi beribu cinta dalam hidupmu
Kasih, dirimu terlalu jauh tukku gapai. Terlalu tingi tukku belai. Terlalu berat ku naungi. Diriku hanyalah kurcaci , yang haus akan kasihmu. Diriku hanya kurcaci, yang terlalu lemah tuk menyanjungmu. Lihatlah kurcaci ini. Meratap, merayap, memelas. Hanya tuk sepercik citnamu. Cinta suci dari dalam hatimu. Lihatlah kurcaci bodoh ini, mencoba membawa segunung cinta. Dengan lemah dan penuh perjuangan. Diriku kurcaci bodoh. Pangeranku, mungkinku terlalu berharap. Kurcaci ini terlalu mencintaimu. Bernaung mengiba cintamu.
Sayangku, betapaku hancur mendengar ketidakberdayaanmu. Selimut cintamu membawaku pada mimpi dan angan – angan yang ku bangun. Senyummu memberi warna dalam detak jantunggku kutahu kehangatan cintaku tak engkau rasakan dalam selimut mimpi malammu begitu jauh engkau disana. Dan begitu acuh ku terdiam disini. Ingatkah wahai  engkau ayangku , kala kita mengucap janji bilamana waktu dalam perjalanan hidupku hanya untuk memikirkanmu . Jarak bagi kita adalah rasa cinta, semakin  jauh jarak cinta kita kan terbanam sejauh itu pula
Sayangku begitu tega dirimu membangunkanku dari mimpi indahku mimpi yang setiap bintang  menyaksikannya kutau hatimu untukku. Tapi ragamu jauh ku gapai. Hanya angin rinduku yang dapat engkau rasakan, sinar bintang kasihku engkau lihat dan kicauan burung mendendangkan kata sayang ku untuk mu.
Sayangku, begitu sulit saat-saat itu ku lalui. Ku yakin perasaan yang sama engkau rasakan. Ku coba bertahan seperti halnya karang. Setia……ya hanya satu kata itu yang memenuhi setiap sudut jiwaku. Walaupun jatuh bangun ku pempertahankannya, tapi bara cintamu memberi cahaya semangat cintaku. Ku yakin suatu saat kelak kau merangkulku dengan kasihmu. Mungkin dirimu letih menjalani ini semua. Ikatan yang takkan pernah ada ujungnya.
Sayangku, lisanku kelu tuk mengucap kata hati, jujur saat ini ku hancur, hingga tiada sinar harapan untukku melangkah. Sayangku, mangapa engkau jadikan rasa cintaku alat tuk menikamku. Jangan karena ku ingin engkau bahagia, tega engkau mengesampingkanku. Duhai cintaku, sungguh jangankan hanya kau mintaku tuk ku melepasmu, engkau minta nyawaku akan ku beri setulus jiwaku. Tiada cinta nista yang kau terima dariku, sayangku. Percayalah itu, cintaku begitu jernih untuk mu.
Ku hanya bisa melukis warna dalam pelangi. Hanya setetes cinta untuk lautan cinta. Mungkin itu tak berarti. Karma kau adalah mentari yang tak butuh warna pelangiku. Dan kau adalah lautan, bagimu aku hanyalah sepercik air di samudra cintamu. Yang bisa kau buang begitu jauh. Sampai ku melayang ke tempat yang sangat gelap peranggainya.
Sayangku, masihkah engkau lihat bintang cintaku? Masihkah engaku dengar bisik rinduku? Masihkah engkau rasa kehadiran tatap mataku. Sayangku, masihkah engkau ingat kala malam sepi senyat yang mengguncang rindu di balik selimut malamku, engkau menyanyi lagu cinta untukku. Kau manyanyi dengan indahnya, lembut ku rasa getaran cintamu. Diiringi keyboard yang kau alunkan, mewakili getaran rinduku padamu. Kau bernyanyi dan terus bernyanyi. Kala itu, ku rasakan kehangatan cintamu. Dirimu terasa dekat dalam kalbuku. Walaupun ku tahu engkau berada jauh disana. Sayangku, masihkah kau ingat itu? Masihkah engku menyimpan lagu cinta itu untukku? Masihkah ku dapat mendengar lembut suaramu? Masihkah ku dapat merasakan getaran rindumu padaku? Masihkah cintamu untukku? Akh, sungguh bodoh diriku bermimpi tuk kembali padamu, sayangku.
Sayangku, begitu beruntung bidadarimu. Dapat meraih relung jiwamu. Ya………mungkin kisah kita sampai disini, tiada tinta lagi tuk kita menulis. Tapi yakinlah, pena cintaku kan selalu menari untuk cintamu. Disini di tempat ini ku lapangkan hatiku tuk menerimamu kembali. Sayangku, raihlah bidadarimu, genggam tangannya, lindungi dia, curahkan senyummu, senyum yang tak sering ku lihat.
Sayangku, cintaku untuk mu takkan pernah mati, ku ingin kau melukis kata-kataku dalam benakmu. Melangkahlah jauh……..jauh dariku, hati ku kan selalu menjagamu. Sayangku, ku titipkan perjalanan asmara kita dalam hatimu. Walaupun ku terluka, setidaknya aku pernah menjadi orang terkasih di matamu, kurasa semua itu sudah cukup bagiku. Ya……….walaupun mimpiku menjadi kelam, hatiku tenggelam dalam kegelapan. Cintaku takkan hilang. Engkau tetap peri jiwaku, sayang. Ku kan jalani waktu tanpa hembusan cintamu lagi, walau sulit kan tetap ku arungi. Demi kamu sayangku, demi cintaku, cintamu , cintaku dan cintamu, cinta kita sayang…


Kasihku, sekian jauh ku melangkah, bayangmu tak lepas dari kelopak hatiku. Kau jauh, diriku semakin galau. Ku tahu, jarak di antara kita adalah cinta, dan itu semua benar adanya. Walaupun ku tahu bukan engkau yang melepas dariku, tapi diriku yang tlah melepaskanmu. Sungguh semua itu kan menjadi penyesalanku yang selalu membuatku bimbang.
Sayangku, bersama pena ini ku kirimkan salam manisku untukmu. Untuk seorang jelita yang selalu setia menantiku, seorang jelita yang rela berkorban demi cintanya, seorang jelita yang berhati lembut di balik parasnya yang ayu, seorang gadis jelita yang membawa berjuta cintanya untukku, seorang gadis manis yang memberi kedamaian dalam jiwaku, seorang gadis ayu dalam setiap mimpi malamku, seorang jelita yang selalu menari dalam rindu dan kegelisahanku, seorang jelita yang selalu ku damba belaiannya, seorang jelita yang menyimpan harapan dan impian dibalik tutur katanya. Seorang itu adalah kamu, sayang. Yang paling memahamiku.
Lima tahun sudah ku arungi waktu tuk melupakanmu. Walaupun jatuh bangun ku mencoba, tapi cintamu menarikku kembali dalam dekapmu. Sayangku, maafkan aku telah melepaskanmu kala itu. Kilafku membawaku dalam kenistaan. Menenggelamkanku dalam kebahagiaan yang fana. Ku tergiur nikmat belaian seorang bidadari, sepertinya. Yang bisa ku sentuh, bisaku belai, bisaku sanjung tatap matanya. Ku fikir jarak dekat antara aku dan bidadariku membawaku tenggelam dalam cintanya. Memandangnya sepuas hatiku, menggenggam lembut tangannya. Mendekap kehangatan kasihnya, membelai lembut rambutnya, semua bisa ku dapat dari bidadariku, yang tak pernah ku dapatkan darimu, sayangku. Waktu demi waktu berguling menendang keegoisanku terhadapmu, terhadap cinta sucimu untuk ku. Hampa, hambar ku tanpa cintamu. Ku dapat semua kehangatan darinya, tapi bukan kehangatan cinta sepertimu.
Sayangku, ku tau ku tak  pantas untukmu. Untuk cinta yang tulus dan mandalam di jiwamu. Diriku terlalu jauh dalam telaga dusta. Sedang engku mutiara putih dalam keabadian. Tak bisa ku membelaimu, menyentuhmu, mendekapmu, memilikimu, merasakan lembut sentuhmu. Karna untuk mendapat semua itu, ku harus terbaring melawan jarak & waktu.  Sayangku, engkau terlalu berharga untuk ku gapai. Sedang diriku tak punya pap-apa. Mungkin tak pantas ku menulis perasaan untukmu. Tapi percayalah, dalam dadaku tersimpan berjuta katamu, mimpimu, wajahmu, senyummu, kelembutan senyummu, kisah cinta antara aku dan dirimu, dan semua tentangmu yang tak mungkin bisa ku uraikan untukmu. Karna jika tintaku habis tak cukup ku ungkap semua tentang dirimu, sayangku.
Sayangku, apakah lembut hatimu masih untukku? Hangat cintamu masih ada untukku? Namaku selalu terniang dalam jiwamu? Masihkah ada cela untukku tuk menanamkan cinta dalam suburnya hatimu. Sayangku, masih kah tersisa cinta untukku di dalam indah hatimu? Masih kah senyum manismu hanya untukku? Cintaku, lihatlah bintang yang menatap lembut parasmu, Memberi sinar kejernihan dalam jiwamu, Menemani setiap nafas hidupmu. Bintangku itu adalah cintaku. Rinduku, Resapi angin musim bernyanyi merdu mengurai rambutmu tenggelam bersama rasa. Membisikkanmu sebuah rinduku. Menghantar rasa sayangku untukmu. Tadahkan tanganmu tuk menerima setitik embun, embun yang membangunkanmu lembut memberi harapan tuk menjalani pagimu. Menaungi setiap malam gelapmu
Sayangku, apakah engkau telah menemukan pengeranmu? Pangeran yang menemanimu dalam gelap jiwamu. Yang selalu engkau ucap namanya, selalu engkau bayangkan parasnya, pangeran yang selalu engku impikan, pangeran yang membelai lembut rambutmu, yang menatap hangat sinar matamu, memandang kejernihan wajahmu, mendekap  cintamu, memenuhi ruang hatimu, penyebar di setiap nadimu, dan yang membuat angan-angan bersamamu, sayangku?
Manis, bila hatimu masih tersimpan cinta untukku, maukah engaku memberi selimut kehangatan untukku. Sayang, maukah engkau menerima pangeranmu yang nista ini? Pangeran yang kan bersujud meminta secuil cinta dari hidupmu. Sayangku, ku tahu hatimu suci, ku tahu hatimu lembut, dan ku selalu tahu cintamu untukku adalah benar adanya. Cintamu takkan pudar oleh waktu, oleh kekilafanku, oleh kebodohanku yang menyakitimu. Kau  menyimpan gudang maaf di hatimu. Ku harap ada diriku yang kotor ini dalam ruang maafmu. Sayang, sungguh ku masih menginginkanmu! Sungguh ku terlalu mencintaimu.
Sayang, ku kirim permohonanku dalam dekapan mimpimu. Mimpi hidupmu. Akankah engkau menerimaku lagi, sayang. Ku selalu menanti joretan pena balasan perasaanmu pada diriku yang kelam ini. Aku masih sayang kamu, manis. Angin kan menjadi pelindung kita dan bintang menjadi saksi bukti cintaku padamu, sayangku!!!

Assalamu’alaikum wr.wb.
Duhai akhi, demi dzat yang cintaku ada ditangan-Nya, aku sangat gembira menerima perasaanmu untukku. Setelah sekian lama akhi melepasku, hari iniku menerima kebahagiaan yang ku nanti, setelah mendapat sepucuk kertas dari akhi. Tapi aku tidak bisa memahami dalamnya relung hati. Akankah ku menjawab perasaanmu yang ku nanti, ataukah cintaku untukmu ku buang sedemikian jauh, hingga tiada di antara kita yang mengetahui.
Duhai akhi, sayangmu ini telah berdusta, sayangmu yang akhi puji dengan keindahan tuturmu ini, sayangmu yang setiap nafasmu ada dirinya kini telah terbang entah kemana. Sungguh ku tak tau kemana angin membawa cintaku, ku tak tahu dimana diriku, jarak dan waktu mambawaku melayang jauh dari angan-angan ku tuk menantimu.
Duhai akhi, sungguh diriku hanya hamba sahaya. Yang goyah oleh angin kesedihan, terjebak dalam hangat kegelapan, Akhi, mengapa baru sekarang engkau menawarkan cinta untukku, mengapa setelah ku lalui hari-hari sulitku kau menawarkan selendang kasihmu. Duhai akhi, takdir tak membawakan dirimu sebagai jodohku. Ia membawa aku dalam dekapan pangeran lain. Pangeran yang membawa sayap cintanya untukku melangkah bersamanya. Pangeran yang menawarkan sebuah cincin di jari manisku. Pangeran yang tak ku ketahui sebelumnya, pangeran yang bersamanya mungkin memberiku berjuta kehangatan. Pangeran yang sekian lama mememdam cintanya untukku. Pangeran yang mungkin jodohku yang membawa ibunda dan ayahandanya kepada orang tuaku.
Duhai akhi, sungguh diriku sangat mengagumimu. Diriku sangat menyanjungmu. Akhi, ku serahakan cintaku kepada Sang Pemilik Cinta. Ku harap engkaulah orangnya, namun detik demi detik ku nanti hari demi hari ku merangkak menanti engkau tidak tampak di hadapanku.
Duhai akhi, maafkan diriku yang kan menjadi milik pangeran lain. Sungguh dalam setiap nafasku ada namamu, setiap tatapan ku ada dirimu, setiap mimpi indahku ada kisah kita, setiap ku menulis hanya ada namamu. Betapa waktu yang ku lalui tanpa dirimu harus bergulir dengan kenestapaan. Betapa derita yang menghujam jiwaku, menghancurkan mimpi tuk bersamamu.
Duhai akhi, ku meratap kesakitan tanpamu, ku merintih tanpa getaran cintamu seakan ku mati dalam cintaku untukmu. Hingga tiada cela dalam diriku tanpa dirimu. Duhai akhi, sungguh selama 5 tahun ku berjalan, wajahmu selalu menundukku pandanganku menatap cinta lain. Engkaulah pangeranku, engkau pastikan datang menjemputku.
Duhai akhi, semua telah berlalu. Walau berat diriku tanpamu tapi cintaku harus ku tanam dalam benakku. Sang Pemilik Cinta memberi jawaban atas doaku. Dan itu bukan kamu. Akhi, maafkanlah diriku, yang selalu dan akan selalu mencintaimu, walaupun pengabdianku bukan untukmu.
Akhi, dirimu akan ada dalam hatiku. Semoga Sang Pemilik Cinta menuntunmu dalam kebahagiaan  dan mengampuni 2 orang yang saling membenam cinta ini.. duhai  akhi, engkau yang akan selalu ku cintai. Maafkan cintamu yang lemah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb